Rabu, 15 Juni 2011

KEKUATAN SIMBOLIK KAYU

Dalam dunia perkerisan pembicaraan yang berkembang meliputi masalah dapur keris, pamor keris, teknik pembuatannya, sejarah asal usulnya termasuk juga warangka (sarung) keris dan ukiran (handle) keris.
Di kalangan masyarakat Nusantara, terutama yang ada di Pulau Jawa, berkembang pula keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu memiliki daya gaib dan khasiat tertentu yang sangat cocok bila dijadikan bahan warangka dan ukiran (handle) Keris.
Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan perlakuan tertentu (khusus). Selain itu gambar (motif) yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa Indonesia saja. Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B., R. Oesodo, Ir. Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap memiliki Tuah (Daya Ghaib). Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut.

1. Beberapa jenis kayu yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
a. Timaha (Kleinhovia hospita L)
b. Asam Jawa, celagi, tangkal acem (Tamarindus Indicus Linn)
c. Awar-awar, dausalo, bar-abar, sirih popar (Ficus septica Burm)
d. Cendana, (Santalum album L.)
e. Dewadaru
f. Kayu Itam (Ebony)
g. Pamrih dan Ringin Sepuh (Ficus spp)
h. Nagasari, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua ferrea Linn)
i. Setigi, kastigi, sentigi, kayu Sulaiman
j. Walikukun (Schoutenia ovata Korth)
k. Wonglen, onglen, wungle (pterocarpus spp.)
l. Dewadaru G. Kawi

a. TIMAHA (Kleinhovia hospita L)
Kayu Timaha adalah jenis kayu yang amat sangat popular di kalangan masyarakat perkerisan. Karena kayu ini diyakini memiliki kekuatan dan tuah yang bagus khususnya yang memiliki gambar atau motif yang istimewa. Kayu Timaha yang diyakini berkhasiat dan sangat cocok untuk warangka maupun Ukiran (handle) keris adalah kayu Timaha yang mengandung pelet. Diantara jenis pelet kayu Timaha yang terkenal adalah sebagai berikut :
1. PELET KENDHIT, pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis ini berkhasiat membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari bahaya dan penyakit bagi pemiliknya.
2. PELET TULAK, membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang menkilap hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain, khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.
3. PELET PUDHAK SINUMPET, menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
4. PELET PULAS KEMBANG, pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular dll).
5. PELET DHORENG, gambarnya seperti loreng harimau, berkhasiat pemiliknya menjadi angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan harga cukup tinggi.
6. PELET NGAMAL, pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet ini sedikit memilih dan hanya pejabat yang memakainya.
7. PELET PULAS GROBOH, gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
8. PELET BERAS WUTAH, bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu, khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan mahal.
9. PELET NGIRIM (NGINGRIM) KEMBANG, gambarnya berbentuk besar dan panjang, khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis dan biasanya dipakai oleh yang belum berkeluarga (bisa jejaka, duda).
10. PELET GANDRUNG, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
11. PELET CEPLOK KELOR, gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.
12. PELET CEPLOK BANTHENG, pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal afiat.
13. PELET SEGARA WINOTAN, pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.
14. PELET GANA, pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai raja atau pejabat tertinggi.
15. PELET SEMBUR, pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar diseluruh permukaan kayu, khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang lain dan umumnya pelet ini mempunyai kekuatan gaib.
16. PELET NYERAT, jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer, kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.
17. PELET DEWADARU, seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam sehingga kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.

b. ASAM JAWA, celagi, tangkal acem (Tamarindus Indicus Linn).
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus.
Bagian hitam dari teras asam dinamakan Galih Asam, bertuah untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik dipakai oleh pemimpin berhati “Satriya Pandita”, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.

c. AWAR-AWAR, dausalo, bar-abar, sirih popar (Ficus septica Burm).
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur.
Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan “bedhutan”.
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.

d. CENDANA (Santalum album L.)
Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini diyakini bertuah didekati arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang berwarangka Cendana bilamana menengok orang sakit karena dipercaya dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana akan berbau harum dan lebih awet. Kayu Cendana yang dikenal sebagai kayu warangka dan ukiran (handle) Keris diantaranya adalah Cendana Timor Timur, Cendana Kalimantan dan Cendana Jawa.

e. DEWADARU
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya mendatangkan angin taufan.
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa Nyamplung, konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi dipercaya berkhasiat sama.

f. KAYU ITAM, KAYU ARANG, KAYU EBONY (Diospyros spp)
Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu ini, khususnya yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang tersebut.

g. PAMRIH dan RINGIN SEPUH (Ficus spp)
Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan Solo, Surakarta. Menurut legenda dibawah pohon itulah baliau berteduh setiap hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni Balanda. Kayu Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok bagi mereka yang berkecimpung di pemerintahan.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga “Waringin Tuwo” atau Ringin Sepuh, sejak jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh “mlumah kurep” artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai zimat keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini.
Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir semua warga Yogya yang akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju perang atau pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.

h. NAGASARI, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua ferrea Linn)
Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau kebun dibawah 1300 m dpl didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m dengan diameter 50 cm. Yang dianggap bertuah umumnya terdapat di makam-makam tokoh sejarah, misal Raja, Ulama seperti di Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk berhadapan, bunga besar dengan 4 helai daun mahkota yang berwarna putih, berbau wangi. Sedang buahnya berkulit keras disebut Gandhek berisi 1 – 4 biji.
Mulai akar, daun, bunga sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya. Kuncup bunga yang masih tertutup disebut sari kurung atau cangkok kurung. Sedang kuncup bunga yang telah terbuka disebut sari mekar atau cangkok mekar. Benang sarinya harum, dinamakan podhisari atau sari naga / sari cangkok. Bunga yang telah diambil benang sarinya ditumbuk halus menjadi obat-obatan disebut sari cangkok. Semua ini menjadi bahan campuran pelbagai obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji ditumbuk halus setelah dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan dipanasi. Minyak ini sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan segala macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam. Caranya, ambil 3 –5 nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya lalu seduh dengan air setengah panas (air termos), diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si sakit. Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam kemudian diminumkan lagi kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5 jam kemudian.
Air nogosari ini sangat baik untuk mengobati haid yang selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu, daun, bunga atau kulit kayunya.
Kulit kayu Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi coklat kehitaman atau coklat dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong kayu, seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur, tetapi setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya. Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu ini bersipat mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat / jin jahat, binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangannya : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini jangan dilekati benda logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.

i. SETIGI, kastigi, sentigi, kayu Sulaiman
Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan biasanya tumbuh ditanah berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru atau duren yaitu hijau dengan bagian bawah berwarna merah tembaga.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang hanya menyebabkan pingsan, tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya ditempelkan potongan kayu setigi ke bekas gigitan atau sengatan beberapa lama. Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular dan tanah sangar karena pengaruh jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk mengobati penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan, segenggam daun tapak dara dan adas pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing masing 1 gelas. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi atau tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini banyak terdapat dipantai-pantai khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin laut.

j. WALIKUKUN (Schoutenia ovata Korth)
Banyak ditemukan dihutan berhawa panas, digunakan sebagai gagang tombak atau alat pertukangan karena sifatnya ulet dan keras. Sejak lama juga digunakan untuk menawarkan pekarangan angker dengan menanam Walikukun disemua sudut pekarangan.

k. WONGLEN, onglen, wungle (pterocarpus spp.)
Yang dianggap bertuah yang berasal dari bekas kerangka makam Sultan Agung Anyokrokusumo dan makam Pakubuwanan. Diyakini memiliki tuah memacu keberanian, kewibawaan dan keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut. Kayu wonglen yang beredar sekarang sama sekali tidak mirip dengan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T&B) yang banyak didatangkan dari Kalimantan. Menurut keterangan KRT Reksowinoto, kepala juru kunci reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen (mungkin dari nama ulin).
Menurut penelitian mirip Sono Kembang (pterocarpus indicus Willd) atau yang sejenis seperti Padauk yang diimpor dari Myanmar dan Cendana Jenggi dari Afrika. Dua kayu terakhir memang kayu unggul dan berharga mahal pada sat rumah makam tersebut dibangun pada sekitar akhir abad 17. Semua kayu tersebut mempunyai sifat mengeluarkan zat merah bila direndam. Kayu wonglen dipercaya mempunyai khasiat yang diperlukan bila seseorang memegang jabatan, namun tidak ada halangan dimiliki orang biasa, hanya saja diharapkan bisa menahan emosinya.
Pantangannya :
Jangan dilangkahi atau ditaruh ditempat bawah/rendah, jika sedang buang hajat lepaskan dulu cincin dengan kayu ini dan jangan sekali kali digunakan memukul orang, bisa berakibat fatal.

l. DEWADARU G. KAWI (Eugenia uniflora Linn.)
Pohon yang tumbuh disebelah barat cungkup makam mBah Jugo di Gunung Kawi, Kepanjen, Malang sering disebut pohon Klepu Dewadaru. Buah yang sudah masak akan jatuh sendiri dan sangat dicari penziarah karena membawa keberuntungan bagi yang memakannya. Dewandaru G. Kawi ini juga ditanam didaerah lain. Pohonnya dipercaya mempunyai tuah keberuntungan, demikian juga kayunya, daunnya berbau agak harum biasanya digunakan untuk campuran pengobatan penyakit hati.

1 komentar: