Rabu, 15 Juni 2011

KEKUATAN SIMBOLIK BESI

Pembahasan Besi di Al-Qur’an

Kalau kita kaji secara mendalam, pembahasan mengenai besi ternyata mendapat tempat yang khusus dalam kitab suci Al-Qur’an. Secara khusus, surat ke-57 mengambil nama Al-Hadid (yang berarti: BESI) dan kata Al-Hadid sendiri diambil dari ayat 25 dalam surat tersebut. Dalam ayat itu diungkapkan secara jelas bahwa besi memiliki kekuatan dan sangat bermanfaat bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hadid : “Kami turunkan besi, dan pada besi itu ada kekuatan yang sangat dahsyat dan banyak sekali manfaat-manfaatnya bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

Banyak pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa memiliki keris akan dapat menjadi musyrik dan syirik. Hal tersebut terjadi jika kita memandang keris secara salah, mungkin kita percaya akan kehebatan keris yang mampu membuat kaya, mampu membuat aman, mampu membuat bahagia dan melupakan kekuasaan Allah SWT. Cara pandang yang salah seperti diatas harus kita perbaiki sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Hadid ayat. 25.

Seorang ilmuwan terkenal yang menjadi pembicara dalam seminar ‘Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an al-Karim’, DR Strogh yang juga begitu tersohor di kalangan Badan Antariksa Amerika (NASA) mengatakan, “Kami telah melakukan berbagai penelitian terhadap sejumlah barang tambang bumi dan sejumlah penelitian laboratorium. Namun hanya satu jenis barang tambang yang sangat membingungkan para ilmuwan, yaitu BESI. Dari sisi kapasitasnya, besi memiliki bentuk (struktur) yang unik. Agar elektron-elektron dan nitron-nitron dapat menyatu dalam unsur besi maka ia butuh energi yang luar biasa mencapai 4 kali lebih besar dari total energi yang ada di planet matahari kita. ”Ini berarti, tidak mungkin besi itu telah terbentuk saat berada di bumi. Pasti ada unsur aneh yang turun ke bumi dimana ia belum terbentuk di sana”.

Selain itu, Al-Qur’an juga menggambarkan proses pengolahan besi. Dalam surat ke-18 Al-Kahfi (Gua) ayat 96, Allah SWT berfirman : “Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain : Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata : “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.

Teknologi pengolahan besi tampaknya telah dikuasai manusia sejak zaman Nabi Daud a.s. Hal itu terungkap dalam surat ke-21 Al-Anbiyaa’ (Nabi-nabi) ayat 80. Dalam surat itu Allah SWT berfirman : “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)”.

Fakta lainnya yang menyebutkan pengolahan besi yang telah berkembang di zaman Nabi Daud a.s juga dengan diungkapkan dalam surat ke-34 Saba’ (Kaum Saba) ayat 10. “Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), ”Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.

Dalam surat Saba’ ayat 11, Al-Qur’an juga memerintahkan dan menjelaskan cara membuat baju besi. “(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan”.

Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Dalam surat ke-16 An-Nahl ayat 81 Allah SWT berfirman : “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.

Seni Pedang dalam Islam

Di era kejayaan Islam, berkembang pesat teknologi pengolahan besi dan baja serta seni membuat pedang. Salah satu sentra pembuatan pedang dengan teknologi yang termasyhur di zaman kekhalifahan adalah Damaskus, Syuriah. Seni pembuatan pedang dengan teknologi tinggi dalam peradaban Islam dimulai pada abad ke-9 Masehi. Sejarawan Al-Qalqashandi dalam buku berjudul, Subh Al-A’sha, menuturkan pada abad ke-12 Masehi, Damaskus telah menjadi sentra pengolahan besi dan baja yang sangat termasyhur di dunia.

Pada masa itu, Damaskus berada dalam kekuasaan Dinasti Ayyubiyah. Ibnu Asakir (wafat pada 1177 M) dalam bukunya berjudul, Sejarah Kota Damaskus, juga mengisahkan kota yang sempat menjadi ibu kota Dinasti Umayyah pada abad ke-7 M dan 8 M itu sebagai pusat pembuatan pedang yang kesohor. Baja Damaskus dikenal sangat keras dan teksturnya yang indah dihiasi ornamen garis bergelombang (firind).

Pedang buatan Damaskus yang kerap disebut sebagai pedang Persia sangat lentur dan ulet. Kehebatan pedang dari dunia Islam sempat membuat peradaban Barat terperangah dan terkagum-kagum. Salah satu faktor penyebab kekalahan pasukan Tentara Perang Salib dari Eropa ketika bertempur melawan tentara Muslim adalah peralatan tempur. Selain memiliki kuda-kuda yang tangguh di medan perang, pasukan tentara Muslim juga dilengkapi dengan pedang yang mampu membelah manusia dengan satu kali tebasan.

Pedang Persia sungguh sangat mengagumkan. Ia mampu memotong sutra yang dijatuhkan dari udara. Tak cuma itu, pedang buatan Damaskus juga sanggup mematahkan bilah pedang lain atau batu tanpa hilang ketajamannya.

Alkisah, saat Perang Salib berkecamuk, Raja Richard “The Lion Heart” sempat memamerkan kehebatan pedangnya kepada Salahudin Al-Ayubi panglima pasukan tentara Muslim. Dengan penuh penuh percaya diri Raja Richard menebaskan pedangnya pada sebuah baja. Dalam satu kali tebasan, pedang Richard ‘Berhati Singa’ mampu membelah baja itu. Salahudin pun tersenyum dan kemudian melemparkan kain sutra ke udara. Lalu, pedang yang disandangnya dihunuskan. Ketika mengenai bilah pedang Saladin, kain sutra itu terpotong menjadi dua. Kisah itu menunjukkan betapa pedang yang dibuat pada masa peradaban Islam sungguh luar biasa tajamnya.

Saat Perang Salib itulah, peradaban Barat mulai mencari rahasia teknologi tempa baja yang dikuasai dunia Islam. Tentara Perang Salib menyebut baja yang hebat dari Damaskus itu dengan sebutan Damascus Steel. Teknologi pengolahan besi dan baja Damaskus sangat tersohor karena mampu menempa dan mengeraskan “wootz steel” menjadi indah dan lentur.

Seni membuat pedang di era kejayaan Islam mendapat perhatian khusus dari peradaban Barat. Secara khusus, Robert Hoyland dan Brian Gilmore menulis buku berjudul, Medieval Islamic Swords and Swordmaking. Buku setebal 216 halaman itu mengupas risalah yang ditulis ulama Muslim terkemuka pada abad ke-9, M Ya’qub Ibnu Ishaq Al-Kindi, tentang ‘Pedang dan Ragam Jenisnya’.

Risalah yang ditulis Al-Kindi itu berisi informasi teknologi pembuatan pedang. Secara khusus, Al-Kindi juga mengklarifikasi beragam jenis besi dan baja untuk membuat pedang. Pedang itu terbuat dari dua jenis besi, yakni alami (yang ditambang) dan tak alami (buatan). Besi alami, menurut Al- Kindi, terbagi menjadi dua. Ada yang dinamakan Shaburqan atau besi laki-laki ini adalah jenis besi keras yang diolah dalam kondisi panas. Jenis yang kedua adalah Narmahin atau besi perempuan ini adalah besi yang lembek yang tak dapat diolah dalam kondisi panas. (Di dalam pembuatan KERIS, Mpu-mpu di Jawa mengenal Besi Mangangkang Lanang dan Mangangkang Wadon).

Pedang dapat ditempa dari salah satu jenis besi ini atau gabungan keduanya, ungkap Al- Kindi. Karena itu, menurut Al-Kindi, pedang yang terbuat dari besi alami terbagi menjadi tiga jenis : shaburqani, narmahani, dan gabungan keduanya. Al-Kindi menyebut besi yang tak alami sebagai Fuladh.

Besi buatan atau tak alami terbuat dari proses penyulingan dan pemurnian. Besi jenis ini juga dikenal sangat kuat, fleksibel, dan dapat diolah dalam keadaan panas. Al-Kindi membagi kualitas besi ke dalam tiga jenis yaitu : Antique (kuno), Modern, nonantique (tak kuno), dan non-Modern (tak modern).

Pedang dapat ditempa dari semua jenis besi dan baja ini, ungkap Al-Kindi. Menurut Al- Kindi, jenis besi atau baja yang paling berkualitas tinggi adalah jenis antique (kuno). Antique tak ada kaitannya dengan waktu atau usia, namun itu mengindikasikan kemurnian kualitas. Menurut dia, pedang yang berkualitas tinggi itu terbuat dari besi atau baja jenis antique.

Kualitas pedang antique juga terbagi menjadi tiga jenis. Yang paling berkualitas tinggi dinamakan Yemenite. Kualitas nomor dua disebut Qal’i dan yang ketiga disebut Indian.

Pada era kejayaan Islam, pedang-pedang yang dibuat para pandai besi di dunia Islam juga ada yang bahannya diimpor dari Sarandib (kini wilayah Srilanka). Sedangkan pedang asli dari dunia Muslim, besi dan bajanya berasal dari Khurasan, Basrah, Damaskus, Mesir, dan Kufah.

Ilmuwan Muslim lainnya yang menguasai teknologi pembuatan pedang adalah Abu Al-Raihan Al- Biruni (973 M-1048 M). Secara khusus, ia menulis kitab berjudul, Al-Jamahir fi ma`rifat al-jawahir.

Dalam karyanya itu, Al-Biruni menggambarkan proses karbonisasi besi tempa dan pembuatan baja dari besi tuang. Kitab lainnya yang mengupas tentang pembuatan pedang adalah Kitab Al-hadid (Kitab tentang Besi) yang ditulis Al-Jildaki. Ahli kimia asal Mesir itu mengungkapkan begitu banyak informasi seputar tingkat kemampuan masyarakat Muslim di era keemasan dalam pengolahan besi dan baja.

Prof Ahmad Y Al-Hassan dalam tulisannya berjudul, The Origin of Damascus Steel In Arabic Sources, mengungkapkan hampir semua pedang di dunia Islam terbuat dari ‘Besi Damaskus’. Salah satu ciri khas pedang dari Damaskus dihiasi dengan pola hias (firind). Menurut Al-Kindi, firind dapat ditemukan dalam semua jenis besi buatan. Sedangkan, pedang yang terbuat dari besi alami tak memiliki pola hias atau firind. Al-Biruni dalam kitabnya Al-jamahir secara menarik menjelaskan latar belakang dibalik pembuatan pola hias pada pedang.

Jenis Besi dan Kekuatan Simboliknya

Jika dalam teknologi pembuatan Pedang dalam era kejayaan Islam dikenal berbagai jenis Besi dan cara penempaannya, maka dalam dunia Tosan Aji khususnya Keris juga dikenal berbagai jenis BESI yang sering digunakan para Mpu pembuatan Keris.

Di bawah ini ada beberapa contoh jenis besi menurut empu kuno, sebagai berikut :
1. Besi Karangkijang = Energinya dingin dan sabar
2. Besi Pulosani = manfaatnya untuk kewibawaan, dapat kaya, dan keriernya baik
3. Besi Mangangkang (Wadon / betina) = manfaatnya kalau dibawa pergi mudah dapat rejeki
4. Besi Walulin.= manfaatnya yang punya selalu sehat kuat, dalam bidang pertanian subur tanamannya, dihormati orang banyak, dan dapat berbuat tegas dalam menyelesaikan perkara
5. Besi Katub.= manfaatnya cocok untuk pedagang, apa yang dikehendaki dapat tercapai, dan juga untuk keselamatan
6. Besi Kamboja.= manfaatnya untuk kewibawaan, disegani orang banyak, kariernya baik. Tetapi tidak boleh berbuat jahat, kalau melanggar mendapat celaka
7. Besi Ambal = manfaatnya dapat menarik keris lain
8. Besi Winduaji = manfaatnya untuk keselamatan
9. Besi Tumpang.= manfaatnya untuk kewibawaan dan daya pesona
10. Besi Werani = manfaatnya untuk mencapai pangkat tinggi, kaya raya, dan Sukses dalam kepemerintahan
11. Besi Walangi. = manfaatnya dapat lancar untuk mencari sandang pangan, juga untuk penghasihan, dan jangan untuk usaha simpan pinjam
12. Besi Terate.= manfaatnya dicintai oleh wanita, dan keselamatan.

Namun ada juga besi-besi yang mempunyai manfaat berlawanan dengan besi diatas. Seperti halnya jamu yang dibuat oleh seorang ahli jamu, yang berasal dari berbagai macam tanaman yang memiliki fungsi sendiri-sendiri kemudian disatukan untuk sebuah pengobatan suatu penyakit. Keris juga demikian diramu dari berbagai jenis besi yang memiliki fungsi-fungsi tersendiri kemudian disatukan untuk sebuah tujuan bagi pemesannya. Kalau jamu yang kita minum dapat memberikan efek kepada hidup dan kesehatan kita, keris juga demikian. Namun perlu waspada dan jangan keliru dengan keris yang tidak diramu dari besi-besi pilihan.

Tentang Ilmu BESI

Besi adalah unsur logam terpenting dalam pembuatan senjata tradisonal (keris, tombak, pedang dan senjata yang lainnya). Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia mengenal logam besi praktis tanpa melalui zaman perunggu. Itulah sebabnya di Indonesia banyak ditemukan berbagai perkakas besi, namun jarang yang terbuat dari perunggu.

Ditemukannya pasir besi di pulau Jawa membuat sebagian penduduknya menjadi penempa yang mahir. Seni tempa di Indonesia tidak mungkin memiliki kualitas tinggi seperti yang kita kenal sekarang, jika tidak tersedianya bahan yang cukup banyak dan pengetahuan akan bahan besi yang menonjol.

Pengetahuan orang Jawa menyangkut soal besi tidak terbatas pada penempaan besinya saja, tetapi juga dalam pembedaan senyawa besi yang satu dengan besi yang lainnya. Ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan modern, ilmu orang Jawa menyangkut soal mineral besi memang tidak tergolong ilmiah.

Ilmu besi orang Jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang bersifat sains, melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan pancaindra. Orang Jawa jaman dahulu membedakan berbagai macam jenis besi dengan mengamatinya, mendengar bunyinya bila dijentik, dengan merabanya dan dengan perasaan hatinya. Karena itulah ilmu besi tradisional ini sukar dipelajari dan sulit dibuat catatannya.

Raden Ngabei Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19 juga mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan aji yang dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis seorang pujangga, catatan itu pun masih sulit dimengerti.


Berikut ini adalah pembagian jenis besi menurut Serat Wesiaji terbitan De Blik-sem, Solo tahun 1982.
1. Karangkijang, adalah besi yang urat-uratannya sepeti air lautan. Inilah “pendeta”-nya besi, warna hitam kebiru biruan, jika dijentik berbunyi ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi ini dingin dan ampuh.
2. Pulasani, adalah besi yang urat uratnya seperti batu asih warnanya hijau keperakan (nyamberlilen – bahasa jawa), jika dijentik bunyinya Gurrr… tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik digunakan sebagai bahan pusaka.
3. Mengangkang, adalah besi yang urat-uratnya polos, warna hitam keunguan, jenis besi ini ada dua macam, mengakang laki-laki jika dijentik bunyinya Drungngngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali, yakni menambah wibawa. Mengakang perempuan jika dijentik bunyinya ambrengengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang sekelilingnya dan membawa rejeki.
4. Walulin, adalah besi yang urat-uratnya seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat yang membanyang di permukaan nya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung…. Bergetar, penampilannya akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang banyak, baik untuk berternak.
5. Katub, adalah besi yang urat-uratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik bunyinya Kung, ambrengengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.
6. Kamboja, adalah besi yang warnanya keputihan, urat uratnya seperti gadung gemerlapan, jika dijentik bunyinya Tong-ngong…. nging (panjang). Inilah “putri”nya besi, pemiliknya tidak boleh berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.
7. Walangi, adalah besi yang konon katanya berasal dari lautan, warnanya kuning agak kehijauan, kalo dijentik bunyinya Nging…. amberengengeng sepeti suara lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan dan mudah mencari rejeki, tetapi tidak boleh membungakan uang.
8. Ambal, adalah besi yang berwarna biru aga kemarahan, yang konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik bunyinya ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan keris, besi ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka yang lainnya.
9. Tumpang, adalah besi yang digelari “kuncinya besi” warnanya agak biru keunguan, jika dijenting bunyinya Jrung…. gaungnya panjang. Tuahnya baik untuk kesaktian dan kewibawaan.
10. Windudadi, adalah besi yang konon katanya berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, warnanya biru bagaikan kaca, kalau dijentik bunyinya Dung……. Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan, tidak tengelam di air.
11. Werani, adalah besi yang konon katanya berasal dari gunung Srandil, warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng, kalau dijentik bunyinya abrengengengeng…. bagai suara lebah terbang, tuahnya sangat ampuh kalau pemiliknya tergolong kuat, pangkat dan derajatnya cepat meningkat, kalau tidak kuat malah meyebabkan melarat.
12. Tarate, adalah besi yang warnanya hitam seolah berlumut, konon katanya berasal dari batu asih, kalau dijentik bunyinya ambrengengeng bagai suara lebah terbang, berkahnya jauh dari fitnah dan mudah didekati wanita.
13. Malela Ruyung, adalah konon asalnya dari batu cendani, warnanya putih agak kebiruan, berserat seperti rambut. Kalo dijentik berbunyi Preng… bergetar tuahnya untuk menambah kebranian dan keteguhan iman.
14. Balitung, ada dua jenis. Yang baik besinya berasal dari batu, berwarna hitam agak ungu pekat . jika dijentik bunyinya Ting…… panjang. Tuahnya baik untuk nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya aga kotor, dan jika dijenting bunyinya Ngeng… pendek. Tuahnya buruk menyebabkan melarat.
15. Kenur, adalah besi yang berwarna hitam mengkilat bagai bulu burung gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung……. Ambrengengengeng. Tuahnya baik untuk berdagang dan menyimpan uang banyak.
16. Malela Kendaga, kadang juga disebut besi Loya, bila dijentik bunyinya Tung… tuahnya baik untuk menambah keberanian dan menjaga keteguhan iman.
17. Tumbuk, yang konon katanya berasal dari Sailan, warnanya putih kekuningan gemerlap bagai batu Karang. Jika dijenting bunyinya Gong… ambrengengeng. Tuahnya baik untuk menyimpan harta serta ditakuti jin dan setan.

Ketujuh belas jenis besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan pembuatan senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis-jenis besi yang tergolong buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi Kantet, besi Malik, besi Kalengan dan besi Enuh.

Jelas bahwa pembagian jenis-jenis besi diatas tidak ada kaitannya dengan ilmu metalurgi. Bahkan bisa jadi yang di istilahkan besi oleh nenek moyang kita dulu tidak harus besi (ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa jenis logam yang lain juga disebut besi yang berasal dari jenis tertentu.

Allah SWT sudah menciptakan besi dengan berbagai kekuatannya, kalau Empu jaman dahulu dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari masing-masing besi berarti sekarang kita tinggal memilih besi-besi yang sesuai dengan diri kita yang berada pada sebuah keris. Allah SWT menciptakan seluruh yang ada dibumi semuanya bermanfaat untuk mahluk-Nya, sekarang tinggal kita yang harus meyakini semua karena ALLAH SWT semata.

3 komentar:

  1. Al'Hamdulillah ๐Ÿ•‹ atas nikmat"NYA!
    Oleh karena itu, kita semua masih diberikan.. kesempatan hidup di๐ŸŒ? untuk bekal menempuh kehidupan selanjutnya "Keabadian" (Akhirat/Hari pembalasan)!

    BalasHapus
  2. Al'Hamdulillah ๐Ÿ•‹ atas nikmat"NYA!
    Oleh karena itu, kita semua masih diberikan.. kesempatan hidup di๐ŸŒ? untuk bekal menempuh kehidupan selanjutnya "Keabadian" (Akhirat/Hari pembalasan)!

    BalasHapus